Setiap manusia pasti diberi rezeki dengan kadar yang berbeda-beda. Setiap hari orang-orang berjuang untuk mendapatkan rezekinya dengan bekerja. Ada yang sudah bekerja dengan begitu keras, tapi mendapatkan hasil yang pas-pasan.
Ada pula yang usahanya biasa saja, namun diberi rezeki yang begitu berlimpah. Semua adalah ketetapan Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Tapi tahukah anda ternyata ada golongan yang selalu dikejar rezeki?
Amalan yang dilakukan membuat Allah SWT menjamin rezeki untuk mereke. Tidak hanya itu, rezeki yang diberikan juga mendapat keberkahan sehingga membawa kebaikan di sisi-Nya. Siapa kah golongan itu? Berikut ulasannya.
Keterangan tentang golongan yang mendapat jaminan rezeki dari Allah sudah dipaparkan dalam Alquran dan hadist. Mereka tidak dijamin rezeki berupa materi saja. Namun juga rezeki lain seperti kebahagiaan keluarga, kesehatan, rezeki iman dan lainnya.
Adalah golongan orang-orang yang bertakwa, yang mendapat jaminan rezeki dari Allah SWT hingga berlimpah. Bahkan rezeki tersebut datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Hal ini dijelaskan Allah SWT dalam surat Ath-Thalaq 2-3 yang artinya.
”Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, Dia akan memberikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangaka. Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, Dia akan memberikan kecukupan baginya …” (QS. Ath Thalaaq:2-3). (QS. Ath-Thalaq [65] : 2-3).
Tawakal adalah berserah diri dan menyandarkan hati hanya kepada Allah ’Azza wa Jalla. Golongan ini yakin seyakin-yakinnya bahwa hanya Allah SWT saja yang dapat memberi mencegah dan memberikan memberikan keburukan dan manfaat. Selain Alquran, Nabi Muhammad SAW juga banyak menjelaskan hal ini dalam hadist-hadistnya. Salah satunya diriwayatkan oleh Imam Ahmad berikut.
Dari ‘Umar bin Khathab radhiyallahu’anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Seandainya kalian sungguh-sungguh bertawakal kepada Allah, sungguh Allah akan memberi kalian rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada seekor burung yang pergi dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang “ (HR. Imam Ahmad, Tirmidzi, Nasaai, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, dan Al Hakim. Imam Tirmidzi berkata : hasan shahih)
Dalam hadist di atas terlihat bahwa sikap tawakal yang benar harus disertai dengan mengambil sebab yang diisyaratkan. Namun mengambil suatu sebab bukan berarti menafikan (meniadakan) tawakal. Pada saat Rasulullah memasuki Kota Mekah pada saat peristiwa Fathul Mekah, Nabi terakhir ini etap menggunakan pelindung kepala (ini menunjukkan beliau mengambil sebab untuk melindungi diri beliau). Beliau juga telah memberi petunjuk untuk menggabungkan antara mengambil sebab dan bersandar kepada Allah melalui sabda beliau :
“Semangatlah kalian terhadap hal-hal yang bermanfaat bagi kalian dan mohonlah pertolongan kepada Allah “ (H.R Muslim 2664).
Semoga kita senantiasa menjadi hamba-hamba yang bertawakal kepada Allah, selalu bekerja keras dan mendapatkan rezeki berkah dari berbagai arah yang tidak pernah disangka-sangka.
(Sumber : infoyunik.com)
No comments:
Post a Comment