Wednesday, 18 May 2016

Inilah Tangan yang Dicintai Allah dan Tak Disentuh Api Neraka

Allah tidak akan mengubah suatu kaum jika ia tidak mau mengubah nasibnya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa berdoa dan memohon kepada Allah itu penting, akan tetapi kita juga harus menyertainya dengan bekerja keras untuk menggapai tujuan tersebut.

Rasulullah memiliki sahabat pilihan yang berasal dari kaum Anshar sang penolong kaum Muhajirin. Ia adalah salah satu pemuka dari suku Thaibah yang menyambut dakwah Rasul dengan penuh suka cita bahagia.

Ia adalah manusia mulia. Ketika ia gugur sebagai syuhada’ dalam peperangan jihadnya, ruhnya terbang ke langit paling tinggi dan kemudian Rasul bersabda bahwa saat itulah Arsy ar-Rahman berguncang.

Inilah Tangan yang Dicintai Allah dan Tak Disentuh Api Neraka

Pada suatu hari, Rasulullah memuji sahabatnya ini dengan mengatakan jika inilah tangan yang dicintai oleh Allah dan tidak akan pernah disentuh oleh api neraka.

Kisah ini berisikan cerita dari sahabat Rasul yang mulia ini. Ia adalah seseorang yang sangat tekun dalam bekerja, ia hanya makan dari apa yang dihasilkan tangannya, meskipun sebenarnya ia adalah seorang pemimpin kabilah. Inilah dalil tentang kerja keras.

Ia sangatlah rajin dalam bekerja, bukan untuk kehormatan dirinya sendiri tapi juga untuk kebutuhan keluarganya dan membiayai jihad. Karena ia bekerja keras di ladang kurma membuat tangganya menjadi berkapal, kasar dan pecah-pecah.

Karena kerja kerasnya inilah kemudian Rasulullah menyebutnya sebagai tangan yang dicintai Allah dan tidak akan pernah disentuh oleh api neraka. Apabila kita berpikir jika tangannya saja sudah mendapatkan perlindungan dari Allah lalu bagaimana dengan pemilik tangan itu, pastinya akan diperlakukan sama dengan tangannya.

Kunci dari anugerah luar biasa ini adalah kerja keras. Kita dianjurkan untuk bekerja keras dalam menggapai suatu tujuan. Tapi perlu kita ingat jika kerja keras ini haruslah didasari dengan niat karena Allah demimenafkahi keluarga, memakmurkan diri, dan membangun kesejahteraan umat agar tidak menjadi orang yang lemah seperti orang yang enggan untuk bekerja dan memilih untuk meminta-minta.

Sungguh mulianya Islam. Meskipun kita beramal dan manfaatnya kembali pada kita, Allah sudah menghitungnya sebagai amalan dan akan memberikan ganjaran yang luar biasa. Ayat Al-Quran tentang bekerja keras menunjukkan banyaknya amalan yang bisa kita lakukan.

Apabila kita lihat generasi terbaik ini maka kita akan lihat orang-orang yang ikhlas, bekerja keras dan cerdas. Tidak ada satupun dari mereka yang lemah dan hanya meminta-minta untuk memenuhi kebutuhannya. Meskipun mereka tidak memiilki harta maka mereka sudah bersyukur atas karunia Allah yang diberikan kepada umat manusia karena sesunguhnya karunia Allah melebihi dari apa kata cukup.

Berdasarkan hadits tekun bekerja di atas, kita bisa tahu betapa mulianya orang yang bekerja keras. Namun kita juga harus ingat bahwa pekerjaan yang kita lakukan adalah pekerjaan yang halal. Selagi Allah memberikan usia dan tenaga bagi kita maka lebih baik jika kita bekerja, bukannya meminta-minta. Bahkan di suatu dalil dijelaskan bahwa Allah melarang umat-Nya untuk meminta-minta karena orang yang seperti ini menunjukkan bahwa dirinya lemah dan enggan untuk berusaha.

Sebagai seorang muslim, tentunya kita bisa meneladani manusia mulia ini. Janganlah menyusahkan orang lain dengan meminta-minta. Akan lebih baik jika kita berusaha dengan bekerja dan bisa memberikan manfaat pada orang lain.
(Sumber: Kumpulanmisteri.com)

No comments:

Post a Comment